5 Daftar Teknologi Mobil Self Driving Tingkat Lanjut

Teknologi Mobil Self Driving – Saat ini, segalanya menjadi semakin canggih. Manusia tidak perlu bersusah payah berkat bantuan teknologi. Begitu pula saat berkendara, kita tidak perlu lagi repot mengemudi karena hadirnya sebuah inovasi bernama self-driving car! Dikenal dengan beberapa nama lain seperti mobil robot, mobil tanpa pengemudi, dan mobil otonom, teknologi ini sudah hadir di beberapa negara maju di dunia. Mari kita lihat kecanggihannya!

1. Mengenal mobil self-driving lebih baik

Seperti namanya, mobil self-driving merupakan kendaraan yang bergerak secara otomatis tanpa ada peran manusia di dalamnya. Mobil tersebut menggabungkan beberapa sensor untuk memahami lingkungannya, seperti radar, GPS, sonar, dan unit pengukuran inersia. Selain itu, mobil ini memiliki sistem kontrol canggih yang menafsirkan informasi sensorik untuk mengidentifikasi jalur navigasi yang benar.

2. Mobil self-driving pertama dikembangkan pada tahun 1977

Berbicara soal sejarah, rupanya ide membuat mobil yang bisa bergerak otomatis sudah terpikirkan sekitar satu abad lalu! Eksperimen mengenai sistem penggerak otomatis (ADS) telah dipikirkan sejak tahun 1920-an, kemudian berbagai uji coba dilakukan pada tahun 1950-an. Namun mobil matic pertama kali dikembangkan pada tahun 1977 oleh Laboratorium Teknik Mesin Tsukuba Jepang.

Baca juga: 10 Rekomendasi Mobil Terlaris di Indonesia Terbaru 2023

Mobil ini dapat melacak marka jalan dengan bantuan dua kamera yang dipasang pada kendaraan dan menggunakan komputer analog untuk pemrosesan sinyal. Kecepatan mobil ini mencapai 30 km per jam, sebuah rekor yang cukup fantastis pada masanya.

3. Apakah aman mengendarai mobil self-driving?

Kita mungkin bertanya-tanya, amankah menyerahkan kendali penuh pada mobil ini? Apakah tidak ada risiko kecelakaan? Nah, hal ini sudah diantisipasi oleh para ahli. Faktanya, perusahaan konsultan McKinsey & Company mengklaim bahwa penggunaan kendaraan otonom secara luas dapat mengurangi 90 persen dari seluruh kecelakaan mobil di Amerika Serikat. Hal ini juga mencegah kerusakan dan biaya kesehatan sebesar US$190 miliar setiap tahunnya, serta menyelamatkan ribuan nyawa.

Selain itu, para ahli keselamatan berkendara menilai kecelakaan lalu lintas umumnya disebabkan oleh kelalaian manusia, seperti reaksi pengereman yang tertunda, gangguan perhatian, dan mengemudi melebihi batas kecepatan. Meski mengaku aman, ternyata mobil self-driving juga bisa mengalami kecelakaan. Seperti mobil self-driving dari Uber yang menewaskan seorang wanita Arizona yang sedang berjalan pada 19 Maret 2018, demikian laman The Guardian.

4. Ada beberapa rental mobil self-driving yang bisa Anda coba

Teknologi mobil self-driving belum ada di Indonesia. Namun di Amerika Serikat, ada beberapa layanan rental mobil self-driving yang bisa Anda coba. Layanan ini seperti taksi, namun bedanya tidak ada supir di dalamnya.

Beberapa perusahaan yang memiliki layanan ini adalah Uber, Waymo dan Lyft. Untuk Waymo, layanan ini beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan bisa dipesan melalui aplikasi Waymo One, jelas laman Extreme Tech.

Ibarat taksi online, kita bisa melihat perkiraan harga dan rute yang akan ditempuh. Sedangkan di Las Vegas ada Lyft yang bisa kita coba. Total armada di Las Vegas sebanyak 30 mobil, jelas laman Engadget. Kita tunggu saja kedatangannya di Indonesia!

5. Apa dampak kehadiran mobil self-driving terhadap lingkungan?

Pernahkah Anda berpikir, apakah mobil ini ramah lingkungan atau justru sebaliknya? Faktanya, otomatisasi kendaraan dapat meningkatkan penghematan bahan bakar mobil dengan mengoptimalkan sistem penggerak. Faktanya, meluasnya penggunaan mobil matic akan menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi, menurut laman Scientific American.

Lebih lanjut, menurut laporan dari Intelligent Transportation Society of America, mobil self-driving dapat mengurangi 2-4 persen konsumsi minyak dan emisi gas rumah kaca selama 10 tahun ke depan. Selain itu, mobil ini dapat berakselerasi dan mengerem dengan lebih efisien sehingga menghemat bahan bakar dan mengurangi tenaga yang terbuang. Namun karena penggunaannya yang belum masif, dampak positif dari mobil self-driving belum begitu terasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *