3 Cara Melindungi Anak dan Keluarga dari COVID-19

Melindungi Anak dan Keluarga dari COVID-19 – Saat ini, akibat COVID-19, dunia menghadapi krisis kesehatan dan sosial-ekonomi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di Indonesia, kehidupan jutaan anak dan keluarga tampaknya terhenti. Pembatasan sosial dan penutupan sekolah berdampak pada pendidikan, kesehatan mental, dan akses terhadap layanan kesehatan dasar. Risiko mengalami eksploitasi dan pelecehan meningkat, baik bagi anak laki-laki maupun perempuan.

Meski penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, tingkat pendapatan, atau asal suku, namun dampak terberatnya akan dirasakan oleh anak-anak dari kelompok paling rentan, yakni kelompok yang tidak mendapat layanan kesehatan, gizi, dan air minum yang memadai. Dengan tingginya angka kematian, terganggunya sistem kesehatan dan pendidikan, keluarga rentan terhadap kemiskinan, dan meningkatnya risiko kekerasan, diperlukan tindakan segera agar krisis kesehatan ini tidak menjadi krisis hak-hak anak.

Apa yang dilakukan UNICEF?

Sejak Indonesia mengonfirmasi kasus pertama COVID-19, UNICEF telah memimpin upaya untuk merespons pandemi ini bersama dengan pemerintah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan mitra lainnya. Mendistribusikan peralatan kesehatan penting untuk menyelamatkan nyawa, memastikan layanan kesehatan dan nutrisi penting terus tersedia, membangun fasilitas air dan kebersihan, dan memastikan siswa laki-laki dan perempuan terus menerima pendidikan dan perlindungan adalah bagian dari upaya UNICEF untuk memperlambat penyebaran COVID-19 dan meminimalkan dampaknya terhadap anak-anak.

Baca juga: 5 Daftar Persiapan Pranikah dari Sisi Kesehatan Reproduksi

Memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat Indonesia

UNICEF telah meluncurkan kampanye komunikasi publik untuk memberikan pesan kesehatan dan nasihat kepada anak-anak dan orang tua tentang risiko virus Corona dan cara melindungi diri mereka sendiri. Menyadari bahwa misinformasi pada saat seperti ini bisa sangat merugikan, UNICEF bermitra dengan platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan LinkedIn untuk memerangi rumor dan memastikan masyarakat memiliki informasi faktual.

UNICEF juga telah melibatkan generasi muda melalui platform U-Report bahkan sebelum kasus pertama COVID-19 dilaporkan pada bulan Maret. Melalui platform ini, UNICEF mengamati bagaimana generasi muda menghadapi wabah ini dan mengukur pengetahuan mereka tentang gejala, penularan, dan pencegahan COVID-19. Berdasarkan hasil jajak pendapat di U-Report, UNICEF telah membuat chatbot melalui WhatsApp sebagai sarana berbagi informasi penting kepada lebih dari 500.000 pengguna.

Menjangkau anak-anak dari kelompok rentan melalui inisiatif air, sanitasi dan kebersihan (WASH).

Kita tahu bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19. Namun, sekitar sepertiga sekolah (35 persen) dan pusat kesehatan masyarakat (34 persen) mengalami kekurangan akses terhadap fasilitas cuci tangan. Di perkotaan yang padat, sebanyak 28 persen penduduk atau sekitar 41 juta jiwa tidak memiliki sarana untuk mencuci tangan di rumah.

Untuk membantu mencegah penularan, UNICEF mendorong praktik cuci tangan dan kebersihan serta mendistribusikan peralatan terkait kepada masyarakat yang paling rentan, seperti wastafel, peralatan disinfektan, dan sabun batangan.

Pastikan anak dapat terus belajar

Pandemi COVID-19 memaksa pemerintah menutup sementara ribuan sekolah di seluruh Indonesia untuk menekan laju penularan. Akibatnya, jutaan anak tidak lagi bersekolah atau harus belajar jarak jauh. Namun, di masa seperti ini, tanpa akses yang setara terhadap pendidikan, pembelajaran dan potensi jutaan siswa akan dirugikan.

Untuk meminimalkan hambatan terhadap pendidikan, UNICEF memberikan panduan bagi orang tua, pengasuh dan guru untuk mendukung pembelajaran di rumah dan jarak jauh. Bersama mitra, UNICEF juga merancang solusi pembelajaran inovatif. UNICEF membagikan peralatan rekreasi edukasi kepada anak-anak di panti asuhan agar mereka dapat bermain dan belajar di tempatnya masing-masing. UNICEF juga mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menayangkan program TV dan radio untuk anak-anak yang tidak mempunyai atau memiliki akses internet terbatas agar mereka tetap bisa belajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *